Di Jual !,2 JT Tiruan Galaxy Samsung S4 Laris
Pekanbaru - Samsung Galaxy S4 merupakan salah satu
ponsel premium yang populer di Indonesia. Namun memang harga juga ikut
premium. Alhasil, kondisi ini membuka peluang bagi Galaxy S4 abal-abal
untuk ditawarkan ke konsumen.
Ada yang terjebak, ada pula yang
sadar bahwa ini cuma produk replika. Tetapi karena melihat gengsi, ya
banyak juga yang membelinya. Terlebih, harganya jauh lebih murah
dibandingkan Galaxy S4 yang asli. Fenomena ini terjadi di Pekanbaru. Sulit membedakan mana Galaxy S4 yang asli dengan yang palsu. Semua bentuk dan fasilitas fiturnya terlihat sama.
Di Pekanbaru sendiri, penjualan Galaxy S4 'wanna be' ini bisa ditemui di mal Suzuya. Dari jenis replika Galaxy S4 sampai Galaxy S3 bisa ditemukan. Harganya lumayan murah, rata-rata hanya dijual kisaran Rp 1,2 juta.
Lantas apa sebenarnya kelemahan versi replika itu? Menurut salah seorang
penjual ponsel Samsung asli, ada beberapa hal kelemahan yang paling
mencolok.
Terutama pada ketahanan baterai. Baterai ponsel abal-abal biasanya hanya dalam hitungan 3 jam sudah minta untuk diisi ulang. Di samping kondisi replika mudah panas
Terutama pada ketahanan baterai. Baterai ponsel abal-abal biasanya hanya dalam hitungan 3 jam sudah minta untuk diisi ulang. Di samping kondisi replika mudah panas
"Itu kondisi yang mudah dirasakan antara yang asli dengan yang replika,"
ujar penjual ponsel yang enggan disebutkan indentitasnya tersebut.
Kelemahan lain, sebenarnya bila jeli melihatnya, kecepatan dalam membuka fitur yang ada dinilai lambat dibanding dengan yang asli. Begitu juga hasil jepretan fotonya tidak sejernih dengan aslinya.
"Biasanya kalau replika juga mudah rusak, misalkan, di bagian tempat pengisian baterainya. Kadang mudah eror dan banyak hal lainnya. Kalau sudah rusak, biasanya sulit untuk diperbaiki. Jadi ya siapa pakai replika memang begitu rusak biasanya tak bisa dipakai lagi. Kalau pun dipakai, biaya perbaikannya juga bisa lebih mahal ketimbang harga belinya," jelas si penjual.
Bagaimana dengan pihak kepolisian atas peredaran replika ini? Menurut Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Arief Fajar mengatakan, pihaknya memang sejauh ini belum pernah melakukan razia atas peredaran ponsel replika tersebut.
"Kita juga belum pernah terima laporan terkait hal itu. Soalnya ini kan soal merek, jadi memang agak sulit kita untuk masuk. Namun demikian, kita tetap akan pantau terkait peredaran tersebut," tandas Arief.
source
Kelemahan lain, sebenarnya bila jeli melihatnya, kecepatan dalam membuka fitur yang ada dinilai lambat dibanding dengan yang asli. Begitu juga hasil jepretan fotonya tidak sejernih dengan aslinya.
"Biasanya kalau replika juga mudah rusak, misalkan, di bagian tempat pengisian baterainya. Kadang mudah eror dan banyak hal lainnya. Kalau sudah rusak, biasanya sulit untuk diperbaiki. Jadi ya siapa pakai replika memang begitu rusak biasanya tak bisa dipakai lagi. Kalau pun dipakai, biaya perbaikannya juga bisa lebih mahal ketimbang harga belinya," jelas si penjual.
Bagaimana dengan pihak kepolisian atas peredaran replika ini? Menurut Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Arief Fajar mengatakan, pihaknya memang sejauh ini belum pernah melakukan razia atas peredaran ponsel replika tersebut.
"Kita juga belum pernah terima laporan terkait hal itu. Soalnya ini kan soal merek, jadi memang agak sulit kita untuk masuk. Namun demikian, kita tetap akan pantau terkait peredaran tersebut," tandas Arief.
source

Tidak ada komentar:
Posting Komentar